Di sini berbeda dengan Aswaja yang menyatakan bahwa tidak ada ijtihad dalam perkara ibadah itu dalam hal ushul ibadah (pokok asal ibadah) sedangkan dalam furu’ ibadah (cabang ibadah, seperti teknis) perlu dilakukan ijtihad. Lebih jelasnya baca” Apa itu Ushul dan Furu.
hadis, ijma’ dan qias, termasuklah Imam Nawawi8 yang membagi bid’ah kepada dua macam yaitu ḥasanaḥ dan qabiḥah dan ia juga mempersetujui pembagian bid’ah kepada lima macam, yaitu bid’ah wajib, haram, makruh, mubah dan sunnah.9Namun hal ini berbeda dengan pendapat Syekh Abdul Aziz Bin Baz,10 ia berpendapat bahwa tidak boleh 5Ibid.
Syekh Bin Baz juga menegaskan bahwa Wahabi adalah pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab. Mereka menyebut dirinya dengan “Salafi” itu karena ada niat terselubung. Di sisi lain, kata “Salaf” juga sangat akrab di kalangan Ahlussunnah wa al-Jamaah, termasuk NU. Kata “Salaf” tersebar dalam kitab ulama-ulama yang dipelajari oleh Aswaja NU.Gerakan Wahabi surut beberapa waktu. Akan tetapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelumpuhan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Semenjak itulah hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan Karena Wahabi/Salafi itu secara fikih mengikuti madzhab Hanbali, maka shalat subuh mereka tidak pakai qunut. Dari segi aqidah (ilmu tauhid), mereka memakai aqidah tiga prinsip (al-ushul al-salasah) yaitu tauhid uluhiyah, rububiyah dan asma was sifat. Ini berbeda dengan aqidah atau tauhidnya Aswaja NU yang dikenal dengan aqidah Asy’ariyah.
Ahlussunnah VS salafi wahabi di batam; Dialog aswaja dan JIL; Diskusi ahlussunnah dan ustadz salafi kaburiyyun; Salafy abal-abal (wahabi) asik tanpa tanpa jil; aswaja vs wahabi 1; aswaja vs wahabi versi 2; aswaja vs wahabi versi 3; ceramah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz; fiqih praktis puasa; iwan fals nyantri; jesus dan suster
Jelasnya yang menjadi latar belakang NU, mengapa sangat membenci wahabi, memang tak pernah bisa dilepaskan dari situasi lama yang pernah terjadi pada masa transisi menuju Indonesia merdeka. ketika itu lahir seorang penulis aswaja ( kalau sekarang mungkin sama dengan Abu Salafy =anti wahabi, atau dengan situs Sarkub dan situs resmi NU yang menggambarkan "wahabi sebagai momok") adalah KH m9PF3u.